Anda disini pasti sudah sering mendengar istilah love language atau bahasa cinta bukan? Bahkan mungkin Anda sudah pernah mencoba tes online untuk mengetahui bahasa cinta diri Anda sendiri. Akan tetapi, sebenarnya, apa sih bahasa cinta itu? Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai konsep dari bahasa cinta yang dicetuskan oleh Gary Chapman, Yuk kita simak bersama!
Sebelum membahas tentang konsep dari 5 bahasa cinta, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan pencetusnya, yaitu Gary Chapman. Gary Chapman dikenal karena mengembangkan konsep “Lima Bahasa Cinta” atau secara umum dikenal dengan istilah 5 love languages. Konsep ini membantu individu dalam mengungkapkan dan menerima ekspresi cinta melalui lima bentuk komunikasi yang berbeda. Menurut pandangan Chapman, meskipun semua orang cenderung menikmati kelima bahasa cinta dalam tingkat yang bervariasi, biasanya seseorang memiliki satu bahasa cinta utama yang lebih dominan atau menjadi preferensi dalam komunikasi cinta mereka.
Buku The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate adalah buku pertama yang mempromosikan konsep lima bahasa cinta. Chapman juga menulis buku konsep lima bahasa cinta untuk orang tua, anak-anak serta remaja, dewasa lajang, dan versi khusus untuk pria. Selanjutnya, ia menulis buku lima bahasa permintaan maaf bersama Dr. Jennifer Thomas dan ikut menulis buku The 5 Languages of Appreciation in the Workplace bersama Dr. Paul White.
Demikian untuk perkenalannya, sekarang, yuk kita telisik lebih lanjut mengenai konsep love language!
Bahasa cinta atau love language merupakan sebuah konsep cara pandang terhadap kebutuhan yang dirasakan oleh pasangan dalam menjalin sebuah hubungan. Chapman percaya bahwa individu memiliki beberapa tipe kebutuhan tertentu yang membuat ia merasa dicintai sehingga kualitas hubungan menjadi dapat meningkat. Bahasa cinta dapat digunakan seseorang untuk mengekspresikan rasa cintanya pada individu lain, tidak terbatas hanya untuk pasangan romantisnya saja.
Macam-Macam Love Language
Setiap individu memiliki kecenderungan untuk merasakan kasih sayang dalam semua lima bahasa cinta ini. Akan tetapi, setiap individu memiliki kecenderungan untuk memiliki bahasa cinta yang lebih dominan daripada yang lainnya atau bahasa cinta utama mereka. Chapman mengategorikan bahasa cinta menjadi 5 aspek, yakni words of affirmation, quality time, acts of service, receiving gifts, dan physical touch.
Words of Affirmation
Kata-kata memegang peran yang signifikan dalam mengekspresikan rasa kasih sayang sehingga individu yang memiliki kecenderungan untuk mengutamakan bahasa cinta ini akan merasa dihormati serta dicintai ketika menerima pujian dan ucapan positif lainnya.
Quality Time
Mendapatkan perhatian penuh tanpa gangguan adalah hal yang sangat berharga bagi individu yang memiliki preferensi pada bahasa cinta ini. Individu yang memandang quality time sebagai bahasa cinta utama mereka akan merasa dihargai dan dicintai saat dapat menghabiskan waktu bersama orang yang mereka kasihi dan menerima perhatian sepenuhnya.
Acts of Service
“Actions speak louder”. Individu yang memiliki preferensi pada bahasa cinta ini akan merasa dicintai ketika menerima bantuan atau tindakan yang melayani dari orang yang ia kasihi. Misalnya, sesederhana membukakan pintu mobil, bantuan membawa barang, dan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk membantu atau melayani individu tersebut.
Receiving Gifts
Hadiah atau pemberian dari orang yang dicintai akan membuat individu yang memiliki kecenderungan dominan pada bahasa cinta ini akan merasa senang dan dicintai. Individu tersebut tidak memandang nilai materi dari hadiah tersebut karena pertimbangan utamanya adalah kasih sayang dan perhatian yang diterima bersamaan melalui hadiah tersebut.
Physical Touch
Physical touch tidak terbatas hanya pada pelukan dan belaian, melainkan semua bentuk sentuhan fisik, seperti berpegangan tangan, tepukan di kepala atau dikenal dengan istilah populer baru-baru ini, yaitu pat pat, dan sentuhan-sentuhan lain yang menyiratkan kasih sayang di baliknya. Individu dengan preferensi bahasa cinta ini akan merasa dicintai ketika mendapatkan sentuhan-sentuhan tersebut.
Implikasi Love Language pada Kehidupan Sehari-hari
Seorang terapis pernikahan dan keluarga di Los Angeles menyatakan bahwa beberapa orang sering melaporkan bahwa dirinya tidak merasa dicintai, meskipun pasangan mereka berusaha untuk menyatakan rasa cintanya tersebut. Pasangan seringkali salah paham terkait kebutuhan satu sama lain yang memiliki konsekuensi bahwa ia tidak begitu merasa dicintai. Hal ini bukan karena mereka tidak berusaha untuk saling terhubung, melainkan karena mereka memiliki cara yang berbeda dalam merasakan dan menerima cinta.
Mengajarkan pasangan untuk menyatakan cinta mereka dengan cara yang sesuai untuk masing-masing individu akan mengarah pada hubungan yang lebih harmonis. Dalam prakteknya, mempelajari bahasa cinta satu sama lain antar-pasangan dapat meningkatkan koneksi dan perasaan kedekatan di antara pasangan.
Konsep bahasa cinta ini mendorong kita untuk memperlakukan orang yang kita kasihi sebagaimana mereka ingin diperlakukan daripada memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Apabila tujuan kita adalah untuk menunjukkan kepedulian atau rasa cinta kepada pasangan kita, melakukannya dengan cara yang disenangi dan/atau bermakna bagi pasangan Anda dapat memungkinkan pasangan Anda akan menerima pesan cinta tersebut. Menerapkan konsep bahasa cinta terhadap orang yang Anda kasihi dan sebaliknya dapat membantu Anda menjadi lebih dekat dengan orang terkasih. Hal ini karena saat Anda mengetahui bagaimana Anda merasakan cinta dan juga memahami cara pasangan Anda merasakan cinta, hal tersebut dapat membantu Anda menciptakan hubungan yang bermakna dan sehat.
Sebagai tambahan, konsep bahasa cinta ini tidak hanya dapat diimplementasikan kepada pasangan saja lho! Konsep love language telah diadaptasi untuk diterapkan juga pada tempat kerja. Gary Chapman dan Paul White menerbitkan buku berjudul The 5 Languages of Appreciation in the Workplace yang didasarkan pada konsep 5 bahasa cinta milik Chapman yang diadaptasi ke dalam lingkungan kerja. Jadi, konsep dari love language ini tidak terbatas untuk pasangan romantis saja yaa…
Sekian artikel pada kali ini. Semoga bermanfaat bagi Anda!
Oh iya, jadi, apa tipe love language Anda dan pasangan Anda?
Penulis : Muhammad Rafi Taqiyuddin
Photo by RDNE Stock project on Pexels