Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terjadi bencana. Letak geografis Indonesia yang berada di jalur ring of fire atau zona pertemuan lempeng tektonik paling aktif membuat bencana gunung meletus sering terjadi di negara tercinta ini. Salah satu bencana letusan gunung berapi adalah awan panas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang pada tanggal 21 Desember 2021. Kerusakan alam yang diakibatkan oleh bencana ini membuat lebih dari 1900 keluarga harus berpindah ke rumah tinggal tetap sehingga menyebabkan para penyintas harus beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk mencari sumber pendapatan alternatif untuk menopang penghidupan mereka.
SDG 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
Banyak orang percaya bahwa spiritualitas berpengaruh terhadap perkembangan nilai moral pribadi. Asumsi ini juga diperkuat dengan bukti-bukti yang menyatakan bahwa individu dengan landasan spiritual kuat cenderung tidak mudah terlibat dalam hal-hal yang melanggar moral, seperti kecurangan akademis. Sayangnya, kecurangan akademis masih sering terjadi, bahkan di negara-negara dengan tingkat religiusitas yang tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara religiusitas yang menekankan integritas dan kejujuran dengan perilaku siswa dalam lingkungan akademis. Berbagai bentuk kecurangan akademis, seperti plagiat, copy-paste dari internet, menyontek, dan sebagainya sudah menjadi hal yang cukup familiar di masyarakat. Lalu, bagaimana sebenarnya peran spiritualitas dalam lingkup pendidikan?
Artikel ini akan membahas secara ringkas hasil riset yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Psikologi UGM bersama beberapa pusat studi lainnya mengenai hubungan antara tingkat spiritualitas dan persepsi terhadap kecurangan akademik.