Pada hakikatnya, setiap manusia akan mengalami tahapan-tahapan perkembangan, dimulai dari masa di dalam kandungan, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua. Setiap perkembangan memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri. Salah satu masa yang dianggap penting dan menjadi perhatian oleh banyak kalangan adalah masa transisi dari remaja menuju dewasa, dimana pada saat ini seseorang mulai hidup terpisah dari orang tua, mencoba untuk mandiri, menentukan arah hidup, dan mengembangkan nilai-nilai yang sebelumnya telah terinternalisasi.
Masa ketika seseorang mengekplorasi diri dan lingkungan dikenal dengan istilah emerging adulthood. Jika seseorang merasa mampu melewati masa ini maka ia cenderung akan menganggapnya sebagai tantangan baru dalam hidup. Sebaliknya, jika seseorang tidak baik dalam menghadapinya maka ia bisa mengalami suatu krisis emosional yang disebut Quarter Life Crisis (QLC). QLC adalah periode dalam kehidupan dewasa yang terasa lebih sulit, stres, dan tidak stabil dari biasanya, merupakan titik balik dalam hidup karena perubahan yang terjadi selama itu, berlangsung selama satu tahun atau lebih, namun ada kemungkinan lebih pendek atau lebih lama.
Robbins dan Wilner menemukan bahwa QLC sering terjadi pada individu antara usia 18 – 29 tahun dan paling umum di kalangan lulusan perguruan tinggi. Konsekuensi dari QLC adalah dapat memperlambat proses pengambilan keputusan-keputusan penting dalam hidup sehingga mengakibatkan kurangnya tindakan karena adanya keragu-raguan. Tanda lain seseorang terindikasi mengalami QLS adalah merasa cemas, panik, dilema, sulit berkonsentrasi, nafsu makan menurun, menarik diri dari kehidupan sosial, serta gelisah dalam memikirkan kelanjutan pendidikan, karir di masa mendatang, maupun membangun relasi dengan lawan jenis.
Quarter life crisis memiliki empat tahapan, yaitu:
- Merasa terjebak dalam sebuah kondisi. Seseorang mulai mempertanyakan lagi segala aktivitas yang kini telah dijalani. Apakah yang aku lakukan ini memberikan garansi bagi masa depanku? Apakah lingkaran pertemananku sudah cukup positif untuk mendukung kesuksesanku? Jika aku terus seperti ini, bagaimana masa depanku nanti? Berbagai pertanyaan mulai bermunculan, ada kalanya seseorang menyadari bahwa ia sedang terjebak di lingkungan yang tidak produktif dan menjauhkannya dari kesuksesan.
- Harapan bahwa akan muncul perubahan dalam hidup. Kesadaran diri membuat seseorang berpikir untuk melakukan perubahan hidup. Pada tahap ini, seseorang memberanikan diri untuk berpisah dari zona nyaman. Beberapa ada yang memilih untuk merantau ke kota lain, meninggalkan kelompok pertemanan tertentu, memutuskan kekasih hati, dan berbagai macam perpisahan lainnya demi merancang kehidupan yang lebih baik.
- Membangun hidup yang baru. Pada tahap ini, seseorang akan mulai merencanakan kehidupan barunya dengan mempertimbangkan kelebihan, kekurangan, serta potensi yang dimiliki. Ia jeli melihat peluang dan mencoba banyak kesempatan.
- Mengukuhkan komitmen aspirasi, motivasi, dan tujuan. Setelah menemukan lingkaran kehidupan baru, seseorang berusaha keras mengukuhkan komitmen dan motivasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Selanjutnya, apa sih yang harus kita lakukan saat terjebak di situasi quarter life crisis. Berikut tips dan triknya.
- Jangan membandingkan pencapaianmu dengan pencapaian orang lain. Percayalah, rumput tetangga tidak lebih hijau dari yang kita kira. Nikmatilah setiap proses yang saat ini tengah kita jalani.
- Cerita ke teman dekat atau psikolog. Ketika kita masih merasa bingung dengan rencana masa depan, tidak salah kok untuk berbagi cerita ke teman dekat atau bahkan mungkin ke psikolog. Siapa tahu, berbagi dengan mereka akan semakin membuka wawasan pikiran kita.
- Mengikuti berbagai pelatihan. Saat memasuki realita dunia kerja, kita membutuhkan softskill baru dan terus mengasah softskill lama yang telah kita miliki. Yuk perbanyak investasi ke diri sendiri dengan mengikuti berbagai pelatihan.
- Perbanyak koneksi. Selain meningkatkan kualitas diri, koneksi ternyata juga perlu, apalagi koneksi ke profesi-profesi lain. Konektivitas akan semakin mempermudah kita untuk merealisasikan impian yang kita inginkan.
- Rencanakan masa depan. Ada kalanya kita jangan hanya menjalani hidup ini mengalir sebagaimana mestinya, kita perlu merencanakan masa depan agar mengetahui apa saja hal-hal yang dapat kita lakukan.
- Jangan mudah putus asa. Menapaki tangga kesuksesan tidak mungkin jika tanpa halangan dan rintangan. Ketika kita menemukan berpuluh-puluh kesulitan, jangan mudah putus asa! Tetaplah berdiri tegak menyelesaikannya satu per satu. Kesuksesan hanya untuk mereka yang tidak pernah berhenti berjuang.
Nah, seperti itulah pembahasan singkat tentang quarter life crisis. Keep fighting and see you on top gais!
Penulis : Relung Fajar Sukmawati
Photo by Liza Summer on Pexels