Dalam hidup, tidak semua hal berjalan sesuai apa yang kita inginkan. Secara fitrahnya, semua manusia di muka bumi ini pasti menginginkan kebahagiaan. Akan tetapi, hidup tidak selalu berjalan semulus itu. Terkadang kita juga diterpa dengan hal-hal atau situasi tidak terduga yang membuat kita cemas, sedih, hingga stres. Hal ini sebab akan selalu ada hal-hal yang tidak bisa kita ubah, yakni hal-hal yang berada di luar kendali kita. Hal tersebut menjadi bahasan utama dalam filosofi hidup Stoikisme.
Stoikisme adalah aliran filsafat Romawi Kuno yang telah berusia lebih dari 2000 tahun, tetapi masih sangat relevan dengan kondisi manusia pada saat ini. Stoikisme sebagai aliran filsafat yang paling banyak diterima membantu kita untuk dapat mengontrol emosi negatif dan segala hal yang berada pada kendali kita serta mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Stoikisme menekankan pada pengendalian diri, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat kita ubah. Filosofi hidup stoikisme mengajarkan kita untuk mengubah apa yang bisa kita ubah (dimensi internal) dan menerima keadaan yang tidak bisa kita ubah (dimensi eksternal). Salah satu contoh dari hal yang tidak bisa kita kontrol adalah respon atau tanggapan dari orang lain terhadap diri kita.
Kita tidak bisa memaksa semua orang memiliki penilaian yang positif terhadap kita karena itu berada di luar kendali kita, tetapi kita dapat mengontrol bagaimana reaksi kita atas penilaian dari orang lain terhadap diri kita tersebut. Apakah kita akan menetapkan standar kebahagiaan kita berdasarkan penilaian orang lain atau sesuai standar bahagia versi diri kita.
Lantas bagaimana cara menerapkan prinsip Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari?
Stoikisme mengajarkan beberapa prinsip hidup yang menjadi jalan menuju kebahagiaan manusia seutuhnya. Beberapa prinsip tersebut yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai berikut:
- The dichotomy of control (Dikotomi Kendali). Kita harus dapat memisahkan hal-hal yang berada pada kendali kita dan di luar kendali kita sebagai manusia. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita tidak membuang waktu dan tenaga kita untuk memikirkan sesuatu di luar kuasa kita. Lebih baik apabila kita menginvestasikan dan mengoptimalkan waktu dan tenaga tersebut untuk mengubah apa yang berada dalam kendali kita.
- Journaling. Siapa sangka bahwa kegiatan sederhana journaling merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan ketenangan hidup. Dalam stoik, journaling memiliki sebutan tersendiri, yakni diary. Journaling dapat dilakukan dengan menuangkan melalui tulisan seperti apa hari-hari yang kita jalani setiap harinya serta keluh kesah yang dialami. Rutin melakukan journaling dapat membantu merilis stres, meningkatkan kualitas tidur, hingga mengatasi gejala gangguan mental.
- Praktik Kemiskinan. Prinsip hidup Stoikisme ini menggerakkan kita untuk berlatih menempatkan diri kita pada kondisi yang kita hindari dan tidak nyaman. Stoikisme percaya bahwa tidak ada yang kekal dalam kehidupan sehingga apapun dapat terjadi menimpa kita, baik itu dalam hal kekayaan, kesehatan, maupun kekusaan dan aspek hidup lainnya. Berlatih dalam kemiskinan menurut Stoikisme dapat dimulai dari hal kecil seperti makan dengan menu sederhana dan seadanya meskipun secara finansial mampu membeli makanan mahal. Membiasakan diri untuk keluar dari situasi yang membuat kita nyaman akan membantu mempersiapkan mental kita agar tidak begitu terkejut saat benar-benar menghadapi situasi tersebut.
- Melihat dengan Perspektif Luas. Terkadang manusia hanya melihat sesuatu berdasarkan perspektif kacamata kuda, tanpa memikirkan sudut pandang yang lebih luas. Sebagai contoh ketika kita melihat seseorang dengan karir yang begitu sukses. Seringkali kita hanya berfokus pada kesuksesan yang ia gapai saat ini saja, padahal di samping itu terdapat banyak hal seperti waktu bersama keluarga yang ia korbankan. Dengan melihat segala hal dengan perspektif yang luas, perlahan kita dapat memandang situasi secara holistik dan komprehensif.
- Amor Fati (Mencintai Takdir). Belajar menjadi Stoik berarti belajar untuk menerima takdir apapun yang kita alami. Perlakukanlah setiap momen dalam hidup seberapapun menantang dan menyakitkan momen tersebut sebagai sesuatu yang harus dinikmati, bukan dihindari. Dengan demikian, kita akan lebih menerima apa yang terjadi dalam hidup tanpa perlu merasa menjadi manusia yang paling malang di dunia.
- Tidak Ada yang Abadi. Status, kekuasaan, kekayaan dan apapun itu yang melekat dalam hidup bersifat sementara, tidak kekal. Hal penting yang harus kita lakukan dalam ketidakabadian hidup ini sesuai ajaran Stoikisme adalah menjadi orang baik dan terus melakukan hal-hal yang baik. Ketika kita melakukan hal-hal yang baik maka hasil dan pengaruh baik juga akan kembali ke diri kita.
Beberapa poin di atas ialah prinsip-prinsip dalam menerapkan filosofi hidup Stoikisme dalam kehidupan kita. Hidup dengan filosofi Stoik akan membuat hidup kita lebih bermakna dan bahagia. Hidup dengan filosofi ini juga akan membuat kita lebih mencintai diri dengan menerima segala hal yang telah ditakdirkan untuk kita.
“Our life is what our thoughts make it.” — Marcus Aurelius
Penulis : Rima Sukmawati
Photo by Andrea Piacquadio on Pexels