• Tentang UGM
  • IT Center
  • Perpustakaan
  • LPPM UGM
Universitas Gadjah Mada UNIVERSITAS GADJAH MADA
KANAL PENGETAHUAN PSIKOLOGI
  • Beranda
  • Artikel Psikologi
  • 3 Minute Thesis
  • Podcast
  • Tokoh Psikologi
  • Beranda
  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas
  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas
Arsip:

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Menilik Bagaimana Algoritma Media Sosial Bekerja: Bagaimana Pengaruhnya bagi Perilaku Kita?

Artikel Psikologi Tuesday, 24 June 2025

Pernahkah kamu merasa bahwa media sosial seolah-olah tahu apa yang kamu pikirkan? Setiap kali kamu scrolling laman media sosial, muncul konten dan info-info yang relevan satu sama lain.

Kok bisa sih?

Ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil kerja keras algoritma yang dirancang untuk memahami kebiasaan kita. Sebenarnya, seberapa besar sih pengaruh algoritma ini? Apakah kita selalu punya kendali dalam melihat informasi atau justru algoritma yang diam-diam membentuk perilaku kita? Yuk, kita kupas lebih lanjut bagaimana algoritma bekerja dan dampaknya bagi keseharian kita.

Beli Sekarang, Menyesal Kemudian? Gratifikasi Instan dan Perangkap Paylater

Artikel Psikologi Tuesday, 24 June 2025

Perkembangan dalam sistem transaksi keuangan saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Jika sebelumnya masyarakat lebih banyak menggunakan uang tunai, kini metode pembayaran non-tunai mulai mengambil alih. Seiring pergeseran menuju ekonomi digital, penggunaan uang elektronik dan transaksi berbasis kartu semakin meningkat. Kemajuan teknologi yang cepat dan mudah diakses turut mendorong pertumbuhan e-commerce, yang memanfaatkannya untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Salah satu inovasi terbaru dalam layanan keuangan digital adalah paylater, sebuah metode pembayaran yang mirip dengan kartu kredit namun tidak memerlukan kartu fisik.

Selflessness Vs Self Love

Artikel Psikologi Tuesday, 29 April 2025

Siapa, sih, manusia yang tidak mencintai dirinya sendiri? Manusia selalu memiliki rasa cinta terhadap dirinya. Hanya saja, kadar cinta setiap individu berbeda. Ada yang kadar self love-nya rendah sehingga ia cenderung memandang negatif dirinya, menganggapnya sebagai sosok yang hanya penuh kekurangan tanpa sedikitpun kelebihan. Di lain sisi, ada juga manusia yang rasa cinta terhadap dirinya sangat tinggi. Akibatnya, ia tumbuh menjadi sosok egois yang minim empati terhadap orang lain.

Apa itu self love? Bagaimana agar self love tidak menjadi berlebihan? Bagaimana konsep selfless dan pengaruhnya bagi kehidupan ini? Apakah selfless sama dengan people pleasure? Yuk, baca artikel ini sampai tuntas. read more

Cognitive Resource Efficiency: Menggunakan Kapasitas Mental Secara Optimal

Artikel Psikologi Monday, 28 April 2025

Pernahkah di antara kita ada yang terkadang merasa lebih mudah lelah tak cuma secara fisik tapi juga mental? Nah, ini sebenarnya ada kaitannya dengan bagaimana kita mengefisienkan energi/ cognitive resources yang kita punya dalam menjalankan peran kita dalam kehidupan sehari-hari. Efisiensi cognitive resource mengacu pada cara kita mengelola dan mengoptimalkan resource kita untuk mencapai tujuan hidup dengan lebih efektif. 

Bagaimana Peran Keberfungsian Keluarga Mempercepat Pemulihan Pascatrauma Para Penyintas Bencana?

Artikel Psikologi Thursday, 24 April 2025

Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terjadi bencana. Letak geografis Indonesia yang berada di jalur ring of fire atau zona pertemuan lempeng tektonik paling aktif membuat bencana gunung meletus sering terjadi di negara tercinta ini. Salah satu bencana letusan gunung berapi adalah awan panas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang pada tanggal 21 Desember 2021. Kerusakan alam yang diakibatkan oleh bencana ini membuat lebih dari 1900 keluarga harus berpindah ke rumah tinggal tetap sehingga menyebabkan para penyintas harus beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk mencari sumber pendapatan alternatif untuk menopang penghidupan mereka.  read more

Brain Rot, Benarkah Otak Mengalami Pembusukan?

Artikel Psikologi Thursday, 13 March 2025

Akhir-akhir ini di jagat maya, istilah “brain rot” sering muncul sebagai perbincangan di media sosial. Istilah ini muncul pada platform media sosial populer seperti TikTok. Sebenarnya penggunaan istilah mulai dikenalkan oleh komunitas media sosial di kalangan generasi Z dan Alpha. Oxford menobatkan brain rot sebagai “word of the year” pada tahun 2024. Hal tersebut terjadi setelah Oxford menghimpun suara publik selama dua minggu dengan total partisipan sejumlah 37.000 orang. Tim bahasa Oxford menyusun daftar pendek yang berisi enam kata yang mencerminkan suasana dan tren percakapan selama tahun 2024. Kemudian, melakukan pemungutan suara dan penghitungan hingga memutuskan brain rot sebagai word of the year versi Oxford. 

Mencari Makna di Balik Kecurangan Akademik: Peran Spiritualitas dalam Pendidikan

Artikel Psikologi Friday, 7 March 2025

Banyak orang percaya bahwa spiritualitas berpengaruh terhadap perkembangan nilai moral pribadi. Asumsi ini juga diperkuat dengan bukti-bukti yang menyatakan bahwa individu dengan landasan spiritual kuat cenderung tidak mudah terlibat dalam hal-hal yang melanggar moral, seperti kecurangan akademis. Sayangnya, kecurangan akademis masih sering terjadi, bahkan di negara-negara dengan tingkat religiusitas yang tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara religiusitas yang menekankan integritas dan kejujuran dengan perilaku siswa dalam lingkungan akademis. Berbagai bentuk kecurangan akademis, seperti plagiat, copy-paste dari internet, menyontek, dan sebagainya sudah menjadi hal yang cukup familiar di masyarakat. Lalu, bagaimana sebenarnya peran spiritualitas dalam lingkup pendidikan?
Artikel ini akan membahas secara ringkas hasil riset yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Psikologi UGM bersama beberapa pusat studi lainnya mengenai hubungan antara tingkat spiritualitas dan persepsi terhadap kecurangan akademik. read more

Jebakan Circle Depresi: Kenali, Pahami, dan Atasi dengan Langkah Tepat

Artikel Psikologi Wednesday, 5 March 2025

Siapa, sih, yang tidak mengenal istilah depresi? Sebuah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan. Perasaan ini bisa berlangsung lama, memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Depresi bukan sekedar “merasa sedih” atau “bad mood”, melainkan suatu kondisi yang bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan, hubungan sosial, dan kesehatan fisik.

Contoh, nih, ada seorang mahasiswa akhir yang awalnya sangat bersemangat mengerjakan tugas akhir thesis namun berubah menjadi kehilangan motivasi, hal itu terjadi karena ia mengalami revisi dari dosen pembimbing dan mendapatkan hambatan dalam pengumpulan data. Seiring berjalannya waktu, ia semakin sulit berkonsentrasi, mengalami masalah tidur dan kelelahan kronis, menghindari pertemuan sosial, dan menjauhi teman dan keluarga. Akibatnya, ia tidak dapat menyelesaikan revisi tesis sesuai jadwal, berisiko melewati batas masa studi.
Kira-kira, bagaimana, ya, ketika orang-orang terdekat atau mungkin diri kita sendiri memiliki kecenderungan mengalami depresi? Nah, sebelum menjawab pertanyaan ini. Yuk, kita telusuri terlebih dahulu bagaimana depresi bisa terjadi. read more

Manfaat Olahraga dalam Perspektif Neuropsikologi

Artikel Psikologi Friday, 13 September 2024

Belakangan ini, sosial media marak dibanjiri dengan konten olahraga, mulai dari gym, lari, tenis, golf, yoga, pilates, berkuda, dan masih banyak lagi. Tren ragam komunitas olahraga yang ramai saat ini merupakan salah satu bukti akan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan. Dilansir dari medical wellness Indonesia 2024, masyarakat Indonesia semakin sadar akan menjaga kesehatan secara optimal, salah satunya dengan berolahraga. Perlu diketahui juga, bahwa kegemaran terhadap olahraga merupakan salah satu bentuk dari coping mechanism loh!  read more

No Screen Time Before Two: Aturan Screen Time pada Anak Usia Dini

Artikel Psikologi Thursday, 15 August 2024

Berbicara perkara screen time erat kaitannya dengan penggunaan gadget. Siapa sih yang bisa seharian tidak menggunakannya? Saat ini yang menjadi persoalan adalah gadget banyak digunakan bukan hanya oleh mereka yang sudah memahami konteks penggunaan, tetapi juga digunakan oleh mereka yang masih dalam kategori anak usia dini, yang lebih miris lagi bayi yang sudah bisa merespons gambar atau percakapan orang lain mulai diberikan gadget oleh orang tuanya dengan dalih untuk mengeksplorasi pengetahuan seperti mengajarkannya bernyanyi, menirukan suara hewan, dan lain sebagainya yang kesannya positif. Bahkan ada orang tua yang beralasan, “Biar anteng kalau ditinggal melakukan pekerjaan rumah”. Hal itu tentu membuat fungsi gadget dalam hal ini smartphone menjadi hero untuk orang tua agar anak tetap tenang dan orang tua bisa nyaman dalam mengerjakan pekerjaan lain. read more

12
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada
Jl. Sosio Humaniora Bulaksumur
Yogyakarta 55281 Indonesia
fpsi[at]ugm.ac.id
+62 (274) 550435 ext 158
+62 (274) 550435

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju