Belakangan ini, sosial media marak dibanjiri dengan konten olahraga, mulai dari gym, lari, tenis, golf, yoga, pilates, berkuda, dan masih banyak lagi. Tren ragam komunitas olahraga yang ramai saat ini merupakan salah satu bukti akan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan. Dilansir dari medical wellness Indonesia 2024, masyarakat Indonesia semakin sadar akan menjaga kesehatan secara optimal, salah satunya dengan berolahraga. Perlu diketahui juga, bahwa kegemaran terhadap olahraga merupakan salah satu bentuk dari coping mechanism loh!
Apakah teman teman tau disamping memberi manfaat secara fisik, olahraga bermanfaat bagi kesehatan mental dan kognitif? Agar semakin semangat berolahraga dan melakukan olahraga hanya tidak karena FOMO atau takut ketinggalan tren, artikel berikut ini akan membahas tentang manfaat olahraga dari perspektif neuropsikologi, dengan memberi pemahaman bagaimana olahraga dapat mempengaruhi fungsi otak dan kesehatan mental.
Olahraga dalam Perspektif Neuropsikologi
Neuropsikologi merupakan pemahaman tentang bagaimana otak dan strukturnya berpengaruh terhadap pemikiran dan perilaku manusia. Misalnya, dalam perencanaan, pengambilan keputusan, berkomunikasi, mengendalikan emosi, respon terhadap stress, hingga berolahraga melibatkan peran dan fungsi otak dan susunannya.
Saat kita berolahraga, jantung memompa darah lebih kuat dan cepat sehingga meningkatkan aliran darah ke otak. Peningkatan aliran darah dari jantung berperan penting untuk menyalurkan nutrisi yang dibutuhkan otak dalam menjalankan tugasnya. Sehingga, aliran darah dan nutrisi akibat olahraga dapat membantu otak agar bekerja secara optimal.
Perlu diketahui, bahwa saat kita berolahraga beberapa bagian di otak kita terlibat dalam aktivitas fisik yang masing-masing memainkan peran yang berbeda dalam mengkoordinasikan gerakan dan mengatur fungsi tubuh, mulai dari motor cortex di lobus frontal yang berfungsi untuk mengontrol gerakan, basal ganglia di dasar otak yang berfungsi dalam pengendalian gerakan otomatis seperti berjalan, cerebellum atau otak kecil di bagian otak belakang yang berfungsi untuk mengatur kontraksi otot dan menjaga keseimbangan, hippocampus di lobus temporal berperan dalam pembentukan memori dan aktivitas fisik seperti aerobik dapat meningkatkan neurogenesis di area hippocampus, dan prefrontal cortex di bagian depan otak atau lobus frontal yang bertanggung jawab sebagai fungsi eksekutif seperti pengambilan keputusan, perencanaan, dan lain sebagainya.
Disamping itu, di dalam otak kita terdiri dari milyaran neuron atau sel saraf yang berkomunikasi satu sama lain. Untuk berkomunikasi dan membawa pesan antar neuron, membutuhkan senyawa kimia yang disebut dengan neurotransmitter. Kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah dopamin, serotonin, dan endorfin, istilah-istilah tersebut merupakan jenis neurotransmitter. Di otak manusia juga terdiri dari banyak jenis neurotransmitter yang masing-masing memiliki fungsi spesifik. Saat kita berolahraga, produksi neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin meningkat untuk memfasilitasi dan memberi efek positif dari aktivitas fisik, serta mengurangi produksi hormon kortisol. Dopamin biasanya identik dengan hormon bahagia yang bertanggung jawab untuk membuat kita merasa bahagia, misalnya saat kita rutin olahraga dan mencapai berat badan ideal, hormon ini akan diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak. Kemudian, serotonin merupakan hormon yang berperan dalam mengatur suasana hati, tidur, dan nafsu makan. Saat berolahraga, produksi serotonin meningkat dan memberi suasana hati yang bahagia hingga mengurangi gejala depresi, selain itu peningkatan serotonin setelah olahraga juga membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi kecemasan.
Manfaat Olahraga terhadap Kesehatan Mental
Setelah melakukan berbagai aktivitas seharian, mengejar tumpukan deadline, berinteraksi dengan beragam karakter orang, bisa menjadi sangat melelahkan dan memicu stress. Stres merupakan respons alami yang mendorong kita untuk menghadapi tantangan dan ancaman dalam kehidupan. Kita tentu mengalami stress setiap harinya di level tertentu. Apabila stress yang kita alami stress ringan, akan membantu kita dalam menjalani aktivitas sehari-hari, karena dapat meningkatkan kewaspadaan, fokus, hingga kita mampu menyelesaikan tugas dengan lebih efektif. Namun, apabila stres yang dialami merupakan stres tingkat tinggi, cara kita meresponnya akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan pikiran.
Stres yang kita alami, terkadang membuat kita sulit untuk rileks, sulit untuk berkonsentrasi, atau menimbulkan kecemasan dan mudah tersinggung. Tingkat stres yang tinggi juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, sulit tidur, hilangnya nafsu makan atau bahkan nafsu makan yang berlebih.
Untuk mengatasi stress harian, cobalah untuk mempelajari teknik manajemen stress yang berguna untuk mengurangi beban dan mendukung kesehatan fisik dan mental. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah berolahraga secara rutin. Dengan berolahraga secara rutin, bahkan dengan aktivitas sederhana seperti berjalan kaki dapat membantu mengurangi stress dan rasa cemas, sehingga tidur di malam hari menjadi lebih mudah tanpa insomnia dan overthinking. Selain itu, olahraga yang dilakukan pagi, siang, atau sore hari juga mendukung kualitas tidur yang lebih baik.
Peran olahraga dalam mengurangi stres, depresi, dan kecemasan telah terbukti melalui berbagai penelitian. Di antaranya, penelitian systematic review oleh Chong dkk pada tahun 2022 yang menjelaskan bahwa olahraga aerobik, dan tai chi dapat mengurangi kecemasan. Latihan badan dan pikiran seperti yoga, dan pilates juga dapat mengurangi kecemasan.
Manfaat Olahraga terhadap Fungsi Kognitif
Selain bermanfaat terhadap kesehatan fisik dan mental, olahraga juga mampu menstimulasi bagian otak yang berfungsi dalam memori, pembelajaran dan meningkatkan berbagai fungsi kognitif, seperti atensi, memori kerja, fungsi eksekutif, dan fleksibilitas kognitif.
Saat berolahraga, area prefrontal korteks di otak juga menunjukkan respon positif karena terjadinya peningkatan aliran darah selama aktivitas fisik, dan memberi lebih banyak oksigen dan nutrisi ke otak, sehingga mendukung kesehatan dan fungsi otak secara keseluruhan. Prefrontal korteks merupakan bagian otak yang terletak di bagian depan atau lobus frontal, dan berperan penting dalam pengambilan keputusan yang kompleks, perencanaan jangka panjang, pemecahan masalah, atensi, dan pengendalian diri.
Selain itu, olahraga dan aktivitas fisik berperan penting dalam mendukung neuroplastisitas atau plastisitas otak. Plastisitas otak merupakan kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi neural baru sepanjang hidup. Plastisitas otak ini berperan penting dalam proses pemulihan dari cedera otak, serta membantu melawan penurunan kognitif terkait dengan penuaan seperti pikun. Dengan berolahraga atau latihan fisik secara teratur, dapat mengurangi keparahan gangguan gejala mental seperti depresi, penyakit Alzheimer, dan Parkinson.
Mulailah Berolahraga
Jika kamu belum menjadikan olahraga sebagai rutinitasmu, mungkin kamu bisa mencoba beberapa tips dibawah ini:
- Tanyakan pada dirimu, olahraga apa yang kamu senangi?
- Mulailah membangun habit olahraga, meskipun sebentar sekitar 30 menit per hari, seperti bersepeda, berjalan kaki, atau berenang
- Kalau kamu punya smartwatch, kamu bisa memonitor langkah harianmu, dan mulailah membuat goals langkah per hari. Misalnya, untuk membangun habit, kamu bisa mengawalinya dengan target 1000 langkah per hari, kemudian 3000 langkah, 6000 dan seterusnya.
- Jika tidak nyaman berolahraga di tempat umum seperti tempat gym, kamu bisa memulainya di rumah, dengan melihat langkah-langkah olahraga virtual dari Youtube,
- Apabila olahraga sendirian terasa membosankan, cobalah untuk mengikuti komunitas olahraga tertentu untuk membangun vibes olahraga yang menyenangkan
- Awalnya, olahraga mungkin terasa sulit dijadikan rutinitas, tapi kamu perlu memotivasi dirimu dengan mengingat kembali manfaat olahraga. Bahwa, olahraga mampu membantumu beristirahat dengan lebih berkualitas, mengurangi stress, dan menciptakan rasa bahagia.
Penulis : Ikke Pradima Sari
Photo by Tirachard Kumtanom on Pexels